Alhabib Abdullah Alhabsyi
editAlhabib Abdullah Alhabsyi | |
---|---|
Born | 15 mei 1987 |
Nationality | INDONESIA |
Citizenship | INDONESIA |
Education | University : Daaroel mustofa islamic centre, Senior High School : SMUN Sanjaya Tangerang, Junior High School : SLTP Adabiyah Palembang, Elementary School : SD Adabiyah Palembang |
Occupation | Spread Da'wah of the Prophet Muhammad |
Height | 180 cm (5 ft 11 in) |
Parent | Alhabib Ja'far Alhabsyi |
Alhabib Abdullah Alhabsyi Dengan nama lengkap Abdullah Basyir ibn Ja'far Alhabsyi atau di kenal sebagai "Alhabib Abdullah Alhabsyi" lahir di Palembang, 15 Mei 1987, Abdullah adalah anak pertama dari dua bersaudara dan Abdullah adalah anak pertama dari dua bersaudara dan Abdullah adalah anak satu-satunya Ibundanya. Ayah Habib Abdullah, Assyaid Alhabib Ja'far Alhabsyi merupakan keturunan dari Alhabib Ahmad ibn Zein Alhabsyi, seorang waliyullah dan ulama besar yang berasal dari kota Hauthah, Hadharamaut. Beliau, Alhabib Ahmad adalah pengarang salh satu kitab yang sering dikaji di perguruan Islam yaitu, "Kitab Risâlah Aljami'ah", sementara ibunya, Syarifah Sofiah binti Abdullah Assegaf, kelahiran palembang merupakan keturunan dari Alhabib Alwi ibn Syech Assegaf seorang waliyullah yang sangat dermawan di palembang, bila ditelusuri nasabnya beliau bersambung nasabnya kepada Alhabib Ali ibn Abdullah Assegaf yang merupakan sahabat Alhabib Ahmad ibn Zein Alhabsyi ketika mereka berguru dengan Al-Imam Al-Qutb Alhabib Abdullah bin Alwi Al-Haddad ra.....
Setahun setelah menikah, pasangan ini melahirkan putra mereka tahun 1987. Betapa bahagianya mereka ketika anak laki-laki yang dinanti nantikan lahir, maka bayi kecil itupun dinamakan Abdullah, mengambil berkah nama kakeknya (ayah ibunya) al-Habib Abdullah Assegaf orang yang mempunyai akhlak yang luhur dan budi pekerti yang baik, serta merupakan murid dari al-Habib Muhammad ibn Hadi Assegaf Seiyun,Hadhramaut dan al-Habib Alwi ibn Abdullah ibn Syahab Tarim, Hadhramaut. Ibunya yang bernama Syarifah Sofiah Assegaf mengatakan bahwa saat hamil anaknya ituia merasa biasa-biasa saja, tidak ada tanda-tanda khusus. Hanya ketika para kaum Muslimin sedang berkumpul di Langgar (Surau) Assegaf yang merupakan kampung Habib Abdullah
dibesarkan untuk memperingati Nuzulul Quran di malam 17 Ramadhan,bayi yang satu ini sangat aktif, sehingga sang ibu acapkali meringis menahan rasa sakit untuk melahirkan. Maka lahirlah bayi Abdullah bertepatan setelah perayaan Malam Nuzulul Quran. Berbeda dengan bayi biasanya, bayi yang satu ini lahir dalam keadaan bersinar ke kuning-kuningan. “Anebnya, bayi itu labir rambutnya pirang dan kulitnya kemerab-meraban," kenang Syarifah Sofiah.
Bayi itu selanjutnya tumbuh sehat. Usia setahun sudah bisa berjalan dan tak lama setelah itu ia mulai bisa berbicara. Saat berusia lima tahun, Abdullah dimasukkan oleh ibunya ke TK dan setelah itu langsung ke SD Muhammadiyah tidak jauh dari rumahnya di Palembang,Kemudian melanjutkan Pendidikan di MI Adabiyah Palembang. Abdullah mengaku, saat masih di SD Dan SMP itu ia tergolong anak kecil yang dididik dengan keras di Langgar. “Kata orang Palembang, kalau salab bacaannya langsung di sebat (pukul) dengan rotan," kenang Abdullah yang mengingat gurunya yang sangat berjasa kepadanya semasa kecil yaitu al-Habib Ahmad ibn Abdurrahman Bahsin, penyusun kitab “Majmu'ah Mubarakah".
Setelah mengenyam Pendidikan SD dan SMP di Pergururuan Adabiyah, Abdullah melanjutkan perjalanan keilmuannya di kota Solo tepatnya di Ponpes Darul Musthafa Solo, asuhan al-Habib Sholeh ibn Muhammad al-Jufri, di solo Abdullah banyak bertemu dengan orang-orang shaleh diantaranya al-Habib Muhammad Anis ibn Alwi al-Habsyi yang merupakan salah satu sesepuh para Alawiyyin di masanya. Setelah mengenyam pendidikan di kota Solo, Abdullah melanjutkan pendidikannya di Darul Musthafa Tarim, Hadhramaut, Yaman. Asuhan 'Guru Mulia' al-Habib Umar ibn Hafidz selama 4 tahun, pada tahun 2009 al-Habib Abdullah al-Habsyi kembali ke Tanah Air untuk melanjutkan perjuangan syiar dakwah para datuknya.
Saat ini al-Habib Abdullah al-Habsyi merintis perjuangan dakwah melalui kajian yang diadakan di “Majelis Taklim at-Tanwier” yang ada di Jakarta, Cirebon dan Kalimantan juga di beberapa Majelis Taklim yang ada di Kantor ataupun Universitas. Semoga Allah swt. senantiasa menjadikan kita sebagai pecinta Baginda Rasulullah saw. dan dicintai olehnya serta memberkahi dan memuliakan kita di dunia dan akhirat. Allâbumma Amin....