KESULTANAN BANTEN SANGAT BERPERAN BESAR DALAM MENYEBARKAN ISLAM DI TANAH AIR NUSANTARA
Perkembangaan Islam pernah ada tahun 1552 hingga 1813 M, di wilayah pulau jawa bagian barat, disana berdiri kerajaan islam yang bernama Kesultanan Banten. Kesultaan Banten , adalah Kesultanan Islam ini berdiri di tanah para jawara, setelah pasukan gabungan dari Kesultanan Demak dan Cirebon bersama laskar-marinir yang di pimpin Maulana Hasanuddin berhasil merebut wilayah jawa barat dari Kerajaan Padjajaran pada 1525 M. Setelah penaklukan Kerajaan Padjajaran pada tahun 1526, lahirlah Kadipaten Banten yang bercorak Islam dibawah naungan Demak dan Cirebon. Maulana Hasanuddin dinobatkan sebagai adipatinya. Kekuasaan maulana Hasanuddin (Islam) bertambah jaya ketika pusat Kesultanan Banten dipindahkan ke Banten lama yang terletak di kawasan pesisir pantai utara pulau Jawa bagian barat. Pada tahun 1552, Maulana Hasanuddin mendeklarasikan Kesultanan Banten. Kota Surosowan (Banten Lor) pun didirikan sebagai ibu kota Kesultanan. Kesultanan Banten memberikan andil yang sangat besar dalam meletakan fondasi Islam di Nusantara. Kesultanan Banten menyebarkan ajaran Islam melalui tiga pilar perubahan. Pertama, perubahan dalam bidang politik. Sultan Banten mengubah politik dan pemerintahan yang bersumber dari Hindu-Budha menjadi politik yang bernuansa Islam. Kedua, perubahan dalam bidang kebudayaan. Perubahan dari budaya masyarakat yang bersumber dari ajaran Hindu-Budha hingga beralih kebudaya yang bersumber dari ajaran Islam, sehingga terjadi akulturasi budaya dan dialog kultural antara budaya Sunda, Hindu-Budha dan kebudayaan islam. Ketiga, perubahan ekonomi. Maulana Hasanuddin lakukan perubahan ekonomi dengan cara memindahkan pusat pemerintannya dari Banten Girang ke Surosowan yang berada di pesisir pantai. Hal ini dilakukan untuk menunjukan independensi dalam bidang ekonomi. Pada era kejayaan Kesultanan Banten, pusat-pusat pembelajaran atau keilmuan dalam Islam juga terus dikembangkan, diantara salah satunya memanfaatkan kelembagaan warisan Kerajaan banten Sunda yang diubah menjadi Pondok Pesantren. Konon wilayah Banten pula berdiri Pondok Pesantren tertua di tanah air. Namun semenjak dikuasai Sultan Haji 1672-1687, Kesultanan Banten kemunduran. Hingga akhirnya pada 1813 Kesultanan banten di hapus oleh Penjajah Inggris yang menggantikan Belanda di Banten di bawah pemerintahan Gubernur Jenderal Raffles.
ERA KESUTANAN BANTEN
SULTAN MAULANA HASANUDDIN 1552-1570. Sultan Maulana Hasanuddin yaitu raja pertama di Kesultanan Banten. Pada masa pemerintahannya, Kota Banten telah berkembang sangat pesat. Jumlah penduduk diperkirakan telah mencapai 70.000 jiwa. Pada saat itu atau pada masa Sultan Maulana Hasanuddin wilayah Kesultanan Banten telah meliputi Banten, Jayakarta, Karawang, Lampung, Inderapura, sampai Solebar. SULTAN MAULANA YUSUF 1570-1580. Pada era masa kepemerintahan Sultan Maulana Yusuf, strategi pembangunan dititik beratkan pada kota, keamanan wilayah, perdagangan, dan pertanian. Pada tahun 1579, Sultan Maulana Yusuf berhasil merebut Pakuan, yaitu Ibu Kota Kerajaan Padjajaran, dan menguasai seluruh wilayah bekas Kerajaan Padjajaran. SULTAN MAULANA MUHAMMAD KANJENG RATU BANTEN SUROSOWAN 1580-1596. Sultan Maulana Muhammad terkenal sebagai orang yang sholeh. Untuk kepentingan penyebaran agama Islam, ia banyak mengarang kitab agama Islam dan membangun masjid hingga ke pelosok negeri . Sultan Maulana Muhammad Kanjeng Ratu Banten Surosowan juga menjadi khatib dan imam untuk shalat Jum’at dan hari Raya. SULTAN ABDUL MAFAKHIR MAHMUD ABDUL KADIR 1596-1651. Di masa pemerintahan Sultan Abdul Kadir penuh ketegangan Banten dengan Belanda. Banyak pertempuran-pertempuran kecil antara pihak Banten dan Belanda. Sultan Abdul Kadir memiliki lima orang anak dari permaisurinya yaitu Pangeran Pekik, Ratu Dewi, Ratu Mirah, Ratu Ayu dan Pangerang Banten. SULTAN AGENG TIRTAYASA 1651-1683. Sultan Abul Fath abdul Fattah, atau Sultan Ageng Tirtayasa. Di dalam pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa, masalah-masalah politik kenegaraan, ia dengan tegas menentang segala bentuk penjajahan bangsa asing atas negaranya. Mengembalikan Jayakarta ke dalam wilayah kekuasaan Banten adalah cita-cita utama. Di bawah Sultan yang bijaksana inilah, banten mencapai tingkat kegemilangannya yang tertinggi. SULTAN ABUN NASHR ABDUL KOHAR 1672-1687. Di masa kekuasaan Sultan Haji, Kesultanan Banten mengalami kemunduran. Bahkan setelah ia meninggal, terjadi perebutan kekuasaan diantara anak-anaknya. Pada tahun 1813 Kesultanan Banten di hapus oleh penjajah Inggris yang telah menggantikan Belanda di wilayah kekuasaan Banten. Yang dipimpin oleh Gubernur Jenderal Raffles.